Rasa nyaman tak pernah di undang datang nya. Dan ketika ia datang, tak bisa di tolak. Hanya bisa menikmati nya, dan akan membuat hati bertanya. Apakah berhenti dirasa ini, atau akan ada rasa baru yang akan datang? - Ayana Olina Barsha - *** Pagi itu Gevan sibuk mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan lamaran nya nantik siang. Gevan sudah menemukan perempuan yang ia anggap layak untuk mendapatkan nya. Sudah beberapa bulan Gevan mendekati cewek yang bernama Dinda Aryani, anak Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas nya. Dan Gevan yakin, lamaran nya kali ini akan di terima oleh Dinda. Secara mereka sudah sangat dekat dan sering menikmati waktu berdua akhir-akhir ini. Dan tidak ada alasan untuk Dinda menolak cowok tampan yang satu ini. Berbeda dengan Gevan, Ayana malah di pusingkan dengan pilihan antara dia ke Pekanbaru atau tidak. Kenzio masih belum memastikan kepada Ayana, apakah ia boleh ikut dengan keluarga nya atau tidak...
Ada sesuatu di dalam dirinya yang berbeda dari orang lain. Hal kecil yang mungkin menurut orang lain adalah hal yang biasa, tapi hal itu menjadikan ku memiliki rasa nyaman bila ada di dekatnya. -Kenzio Daffa Argani- ** Sebuah cafe yang lumayan besar di kawasan Veteran menjadi pilihan kelima anak muda itu untuk menikmati santapan pada malam hari. Masing-masing mulai memesan makanan yang mereka inginkan, ada yang memesan nasi goreng dan memesan minas saking laparnya. Sembari menunggu pesanan, Ayana teringat dengan percakapan nya dengan Ken di atas motor di saat perjalanan dari toko kue sampai cafe tersebut. Ken bercerita tentang Pekanbaru, tentang hubungan nya yang kandas, dan sesekali memberikan masukan kepada Ayana untuk mempertahankan hubungan jarak jauh nya dengan Juan. Malam itu Ayana menyadari, bahwa Ken adalah teman yang asyik di ajak ngobrol, karna setiap kali dua insan itu membicarakan suatu topik, mereka sama-sama ...