Langsung ke konten utama

Bukan Pemeran Utama ( Part 3 )



Rasa nyaman tak pernah di undang datang nya. Dan ketika ia datang, tak bisa di tolak. Hanya bisa menikmati nya, dan akan membuat hati bertanya. Apakah berhenti dirasa ini, atau akan ada rasa baru yang akan datang?



- Ayana Olina Barsha -



***



Pagi itu Gevan sibuk mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan lamaran nya nantik siang. Gevan sudah menemukan perempuan yang ia anggap layak untuk mendapatkan nya. Sudah beberapa bulan Gevan mendekati cewek yang bernama Dinda Aryani, anak Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas nya. 

Dan Gevan yakin, lamaran nya kali ini akan di terima oleh Dinda. Secara mereka sudah sangat dekat dan sering menikmati waktu berdua akhir-akhir ini. Dan tidak ada alasan untuk Dinda menolak cowok tampan yang satu ini. 

Berbeda dengan Gevan, Ayana malah di pusingkan dengan pilihan antara dia ke Pekanbaru atau tidak. Kenzio masih belum memastikan kepada Ayana, apakah ia boleh ikut dengan keluarga nya atau tidak.


Dan orang yang di tunggu-tunggu akhirnya mengirimkan pesan melalui aplikasi WhatsApp kepada Ayana.


Kenzio : Kamu jadi ikut?

Ayana : Boleh sama ayah kamu?

Kezio : Boleh kayaknya, gimana ikut?

Ayana : Beneran boleh nih?

Kenzio : Iya Ya,  boleh.

Ayana : Yaudah, aku telfon Juan bentar Yah, bilang kedia


Tanpa menunggu balasan dari Ken, Ayana langsung menghubungi kekasihnya. Beberapa kali berdering, akhirnya panggilan Ayana diangkat oleh Juan.


" Hallo sayang " Ucap Ayana di ujung handphone nya

“ Iya sayang, ada apa?”

“ Aku ke pekanbaru nanti, gimana?”

“ Oh jadi ke Pekanbaru nya?”

“ Iya jadi. Gimana?”

" Yaudah pergi aja. Tapi hati-hati yah. Ntar aku kirim uang jajan buat pegangan kamu di jalan. Aku tunggu di Pekanbaru yah " 

" Kok kirim uang segala?"

" Buat pegangan kamu, sekarang kan udah akhir bulan. Aku tahu yang kamu lakuin di awal bulan" Ucap Juan yang membuat Ayana tersenyum kecil

“ Iya sayang â€ś 


Dengan cepat Ayana menekan tombol merah untuk mematikan sambungan dengan Juan, dan langsung mengirim pesan kepada Kenzio.

Setelah mendapatkan kepastian dari Kenzio jam keberangkatan ke Pekanbaru, akhirnya Ayana dengan cepat memilih beberapa pakaian dan juga perlengkapan yang hendak ia bawa. Dan disaat semua barang telah ia kemas, terdapat pesan baru dari Kenzio yang membuat Ayana terdiam. 

Kenzio : Ya, pas aku tanya lagi ke Ayah, Ayah cuma jawab nya diam doang. 

Ayana : Trus gimana dong?


Mendapatkan pesan dari Ken, Ayana langsung meneteskan air mata nya. Entah apa yang membuat ia menangis. Yang jelas, cewek yang satu ini memang terkenal dengan Ayana yang cengeng, banyak hal yang bisa membuat air mata cewek ini turun tanpa di undang.

" Kenapa?" Tanya Tata yang saat itu ada di kos nya Ayana

" Belum pasti Ayah nya Ken bolehin gue ikut sama mereka. Padahal gue udah senang banget mau ke Pekanbaru, mau ketemu sama Juan. Dan Juan juga udah bolehin segala. Gimana dong?"

" Lo udah minta izin nyokap ke Pekanbaru?" Tanya Tata

" Oh iya gue lupa. Gue telfon bentar yah"- ujar Ayana mengambil ponsel nya -" Nggak rugi gue sahabatan sama lo ternyata" Lanjutnya

" Hallo mom"-ujar Ayana setelah sambungan di angkat oleh nyokap nya -" Mom, Ayana ke Pekanbaru yah, ketemu sama Juan"

" Sama siapa?" 

" Sama teman Ayana, Kenzio nama nya. Dia ada acara keluarga ke Pekanbaru, jadi Ayana sekalian ikut sama dia. Pengen ketemu Juan " Ujar Ayana dengan suara yang masih gemetar, karna ia masih tersedu-sedu sisa tangisan nya tadi 

" Kapan pergi nya?"

" Hari ini" 

" Yaudah, hati-hati. Jaga diri yah nak"

" Oke mom" Ujar Ayana dan di iringi dengan senyuman yang ada di pipi nya  

" Tuh kan, izin orang tua tu penting." Ujar Tata yang membuat Ayana tersenyum.

Memang benar, Tata adalah sahabat yang benar-benar terbaik yang pernah Ayana kenal. Dia benar-benar selalu mengingatkan Ayana tentang apapun itu, nah ini salah satu contohnya, minta izin orang tua. 

Setelah beberapa menit, akhirnya Kenzio membalas pesan Ayana. 
 

Kenzio : Yaudah kamu pergi aja. Insya allah boleh sama Ayah. Ayah juga keluar sekarang. Habis magrib kita pergi. Jadi ntar sebelum magrib kamu udah jalan yah. 

Ayana : Ok 



***





Siang ini semua penonton bola futsal terfokus kepada Gevan yang kini menarik seorang cewek ke tengah-tengah lapangan futsal. Iya, cewek itu Dinda. 

Gevan dan Dinda berada di tengah-tengah lapangan futsal dengan ribuan pasang mata melihatnya. Kalau di tanya senekad itu kah Gevan?

Jawaban nya adalah Iya. Gevan nggak pernah main-main sama hatinya, apalagi kalau udah nemuin perempuan yang menurut dia cocok untuknya. Secara Dinda sangat cantik, populer, intinya idaman semua cowok. 


" Ngapain kamu bawa aku kesini Van?" Tanya Dinda yang masih belum mengerti dengan tingkah Gevan siang itu 

" Din, ada yang mau aku bilang ke kamu" Ujar Gevan yang membuat Dinda berpikir, jangan bilang ni cowok mau nembak gue ditengah tengah keramaian gini 


Dan benar yang dipikirkan Dinda, Gevan mengeluarkan satu buket bunga mawar dan sebuah boneka kecil di hadapan Dinda. 


" Din, Gevan suka dan sayang banget sama Dinda. Gevan nyaman sama Dinda. Gevan nggak mau lama-lama pendam rasa ini. Gevan nggak mau Dinda di ambil orang. Gevan mau Dinda jadi pacar Gevan. Dinda mau yah?" Tanya Gevan dengan satu tarikan nafas seperti ijab kabul

Pertanyaan Gevan kini mondar mandir di kepala nya Dinda, Dinda benar-benar terdiam. Lalu di kejutkan dengan sorakan penonton untuk mengatakan " Yes


Sepertinya rencana ini sudah benar-benar di persiapkan oleh Gevan. Semua penonton siap dengan papan yang bertulisan said yes. Dan ada beberapa penonton memakai baju yang mengatakan please said yes. 

Dan ini bukan lamaran pernikahan, ini hanya acara tembak-tembakan yang dilakukan cowok berumur dua puluh tahun untuk gadis yang baru ia kenal beberapa bulan lama nya. Butuh persiapan yang matang, dan modal yang tidak sedikit untuk ini. Secara, bukan hanya beberapa penonton, teman-teman Gevan juga siap dengan baju yang bertuliskan nama Gevan dan Dinda.  

Dan sungguh, Dinda tak bisa menolak permintaan Gevan kali ini. Yang di persiapkan Gevan sungguh memukau, tak mungkin Dinda menghancurkan segala nya dengan ia menolak Gevan. 

Sebenarnya Dinda belum begitu yakin dengan Gevan. Dia masih terbayang-bayang dengan mantan nya yang super perfect itu, menurut nya. 

Tapi kejutan yang di berikan Gevan kali ini, akan mengalahkan berjuta-juta kejutan yang di berikan oleh mantan nya itu. Dan bukan itu saja, persiapan Gevan sudah sangat maksimal, yang membuat Dinda yakin, bahwa lelaki yang ada di depan nya kini, benar benar mencintainya. Jadi tak ada salah nya mencoba, ujar nya selalu ke hatinya. 


" Okay, aku terima" Ujar Dinda yang langsung mendapatkan pelukan hangat dari Gevan.

Semua penonton berteriak histeris, lebih histeris dibandingkan saat Gevan memasukkan bola ke lapangan. 

Semua baju yang bertulisan she said yes pun muncul di tengah-tengah lapangan. Semua penonton benar-benar bersemangat, entah berapa bayaran yang di berikan oleh Gevan kepada mereka, mungkin lebih mengalahkan bayaran jadi penonton di dahsyat melihat semangat mereka yang membara. 


" Makasih yah Din, udah mau terima Gevan. I'm promise. I will be the best for you. And i love you so much" Ujar Gevan mengecup kening Dinda yang membuat suasana menjadi bahagia. 


Kebahagiaan tak hanya mengampiri Gevan, namun juga menghampiri Ayana. Karna perlahan mimpi Ayana untuk bertemu sang kekasih hampir di depan mata. Sekarang dia sudah berada di jalan menuju Pekanbaru. 

Kenzio yang menggunakan celana training dan juga kaus oblong hitam terlihat tampan disamping Ayana. 

Ayana sudah berkenalan dengan Ayah Ken, dan juga ibu tiri Ken yang di panggil Bunda oleh nya.

Dan tidak lupa, ada satu gadis kecil yang berumur dua tahun yang membuat suasana di dalam mobil lebih berisik, daripada sebelumnya, hanya hening yang terasa.  

Gadis kecil itu bernama Cassandra Argani, adik tiri Kenzio dari ibu tiri nya. Tapi tetap, walaupun Cassandra bukan adik kandung nya, Kenzio terlihat sangat menyayangi adiknya tersebut. 


" Tadi hampir aja mau nabrak orang di depan UNP saking buru-burunya" Ujar Ayana memulai pembicaraan dengan Kenzio yang sedari tadi hanya sibuk melihat tingkah adik kecilnya itu

“ Siapa juga yang suruh buru-buru bawa motornya.”

“ Kan kamu bilang Ayah kamu nggak bisa nunggu lama. Makanya aku buru-buru.”

" Yaudah deh maaf yah,"- pinta nya -" oh iya, rokok aku ada disana?" Tanya Kenzio yang sedari tadi sibuk mencari bungkusan rokoknya. Dan Ayana tahu akan keberadaan bungkusan rokok tersebut, hanya saja Ayana berpura-pura tak melihatnya. 

“ Yakin nggak disana?” Tanya Ken memastikan


Dan Ayana hanya menjawab dengan senyuman yang membuat Kenzio mendekatkan badan nya kearah Ayana untuk melihat apakah bungkusan rokok nya ada di ruang-ruang pintu sebelah Ayana.

Dan Ayana tak menduga, Kenzio bisa sedekat ini dengan nya. Alhasil, Ayana bisa mencium parfum Kenzio yang tadi malam masih tersimpan pada baju nya.




***



Di perjalanan, Kenzio dan Ayana menikmati setiap perubahan waktu dan tempat dengan bercerita. Banyak yang mereka ceritakan, bahkan menceritakan tentang diri mereka sendiri, sehingga mereka bisa mengenal satu sama lain secara mendalam. Tapi tenang,  tidak sedalam lautan kok. 

Dan sungguh,dari awal sampai malam menjelang, mereka hanya bercerita tanpa menghiraukan kedua orang tua Kenzio yang juga berada di dalam mobil tersebut. Tapi jangan salahkan mereka, karna kedua orang tua Ken juga sibuk dengan dunia mereka sendiri, tanpa ada yang berani mengajak Ayana untuk berbicara atau hanya sekedar basa-basi. Alhasil, dua insan itu berbicara layaknya dunia hanya milik mereka berdua.

Ditengah-tengah perbincangan, Kenzio mendapatkan satu buah pesan yang dikirimkan oleh Om nya pada malam itu. Dan Kenzio memperlihatkan pesan tersebut kepada Ayana, secara Ayana juga mengenal Om Andri, karna mereka berasal dari perusahaan yang sama. 


Om Andri : Kamu bawa Ayana ke Pekanbaru buat ketemu mertua nya dia Ken?

Itu pesan Om Andri yang membuat Ayana terkejut membacanya.  


“ Kok mertua Ken?” Tanya Ayanan saking panasaran nya


Setelah membalas pesan Om nya tersebut, Kenzio pun menjawab pertanyaan Ayana " Om Andri pikir kita dekat. Dia sering jodoh-jodohin aku sama kamu. Maka nya dia bilang gitu " 


“ Jodoh-jodohin. Kok bisa?”

" Yah, jangan di tanya deh Ya, ntar kebukak semua nya" Ujar Kenzio menolak

" Yah cerita dong Ken" 

" Yah enggak usah deh, ntar malah kebukak semua nya. Gak usah aja yah?" 

" Yah kamu, cerita dong" 

" Malas aku ceritanya" Jawab Kenzio yang membuat wajah Ayana berubah " Yaudah deh" Jawabnya singkat lalu menjauhkan diri dari Kenzio 


Ayana hanya sibuk melihat perjalanan dari kaca mobil, ia hanya melihat pemandangan yang tak terlihat jelas karna sudah di tutupi oleh gelapnya malam. 


" Yaudah, aku cerita"- ujar Kenzio yang tahu perubahan dari Ayana -" pakai ngambek segala. Iya iya aku cerita nih" 

" Iya apa?" Tanya Ayana yang membuat Kenzio tersenyum

" Jadi gini Ya, awal aku lihat kamu aku panasaran sama kamu. Ada yang beda aja dari diri kamu, dari awal kamu masuk ruangan kerja, aku udah panasaran sama kamu. Ditambah lagi waktu kamu maju kedepan buat roleplay, aku semakin kagum aja sama kepintaran kamu."- 

-" akhirnya Om Andri suruh aku deketin kamu, dan setelah aku follow kamu di ig, aku tahu kamu udah ada yang punya, yaudah aku bilang ke Om Andri kalau kamu udah ada yang punya. Tapi kata Om Andri, masih bisa buat aku dapetin kamu, toh kamu sama pacar kamu jauh, palingan cuma beberapa kali untuk ketemu. Itu kata dia" Jelas Kenzio 

" Dari awal aku masuk kerja waktu kapan yah?" Tanya Ayana memastikan 

" Waktu pertama kali kamu roleplay ke depan. Kamu masuk sama sahabat kamu, Tata. Trus aku ditanya sama Om Andri, kalau di suruh pilih, aku pilih siapa diantara kalian berdua" 

" Jawaban kamu?" Tanya Ayana menimpa ucapan dari Kenzio

" Aku jawab pilih kamu"- 


Diam, Ayana yang sedari tadi selalu berbalik menanya kepada Kenzio, kini hanya terdiam mendengar jawaban Kenzio. 


-" soalnya menurut aku Tata lebih berpenampilan dewasa gitu, kalau kamu beda. Kamu simpel, natural, dan ga neko neko kaya cewek lain. Nggak kayak cewek ribet lah intinya" 


Jawab Kenzio membuat Ayana tertawa, ia tak tahu harus menjawab apa. Dan akhirnya suasana diam tertolong karna ada bunyi notifikasi lagi dari ponselnya Kenzio. 


" Nia chta aku nih" Ujar Kenzio tiba-tiba di tengah keheningan 

" Apa dia bilang?" Tanya Ayana


Kenzio mengecilkan suaranya lalu sedikit mendekatkan badan nya ke arah Ayana. Kenzio seperti ingin berbicara tanpa ada yang mengetahui nya kecuali Ayana. 


" Ayah kirim foto kita berdua sama Nia" Ujar Kenzio dengan setengah berbisik

" Kok bisa?" Tanya Ayana

" Ayah tadi foto kita pas lagi makan, trus dia kirim ke Nia. Makanya Nia chat aku sekarang" 

" Kok Ayah kirim foto kita ke Nia?" 

" Ayah tu nggak suka aku pacaran sama Nia dari dulu. Aku pacaran sama Nia, palingan cuma dua tahun yang disetujui sama Ayah dan Ibu, selebihnya itu backstreet. Karna semua keluarga nggak suka aku sama Nia" 

" Lah kok gitu? Aku lihat Nia cewek baik-baik kok" 

" Ada beberapa hal yang buat Ayah dan juga Ibu nggak suka sama Nia" 

" Apaan tu?" Tanya Ayana saking kepo nya 

" Kejadian yang buat Ayah nggak suka sama Nia itu sih banyak. Cuma ini kejadian yang paling nggak disukai deh kayaknya"- 

-" jadi pernah aku sama Nia jalan, trus handphone nya Nia aku tarok didalam saku motor. Trus pas udah pulang, Nia sama nyokap nya datang kerumah, nyokapnya bilang handphone nya Nia rusak gara-gara aku. Nah Nia nya cuma diam aja, karna nggak mau panjangin masalah, akhirnya Ayah ganti kerusakan itu"-

-" bukan masalah uang nya sih Ya. Cuma cara Nia nya dan nyokapnya yang nggak enak. Apa salahnya Nia bilang ke aku dulu, nantik juga bakalan aku ganti kalau emang rusak karna aku. Cuma kenapa harus bawa orang tua segala, seolah olah aku salah besar gitu" Jelas Kenzio

" Iya juga sih, aku ngerti. Apa salah nya Nia bilang ke kamu dulu. Bisa lah dia telfon kamu dia buat bilang kalau handphone nya rusak. Nggak enak kalau udah bawa-bawa orang tua gitu" Jawab Ayana

" Trus yang parah nya lagi, nyokap nya pinjem uang gitu dari Ayah" 

" Beneran ?" Tanya Ayana kaget mendengar ucapan Kenzio 

" Iya" 

" Sedekat apa sih keluarga kamu sama keluarga dia?" Tanya Ayana lagi 

" Lumayan dekat sih. Jadi waktu itu, nyokap nya butuh uang banget. Jadi kata nyokap nya ke aku, dia boleh nggak pinjem uang ayah aku. Kalau engga, palingan dia bakalan jual motor ataupun laptopnya Nia saking butuh uang itu"-

-" trus aku ceritain sama Ayah, karna Ayah udah suka sama Nia dan nggak tega sama Nia, yaudah Ayah pinjamin. Dan nyokapnya janji bakalan ganti uang itu seminggu" Ujar Kenzio 

" Trus trus?" Tanya Ayana layaknya polisi yang lagi mengintrograsi saksi dari satu kejadian 

" Tapi nyokapnya nggak ganti uang Ayah, malah sampai berbulan-bulan. Dan bukan masalah nya nggak ganti sih. Cuma cara nyokapnya itu loh. Kayak lupa udah di bantu, udah di tolongin gitu. Bukan nya nggak ikhlas, cuma waktu orang susah kita bantuin, pas kita nya yang balik susah, eh dia malah nggak pengen tahu. Itu sih yang buat kesalnya"- 

-" by the way, aku jawab apa nih, dari tadi belum aku balas chat nya. Aku tadi jawab kamu cuma teman aku. Trus dia tanya, mana ada teman dekat gitu?" Tanya Kenzio 

" Yah jangan.."- ujar Ayana -" kok di jawab teman? kalau kamu jawab aku teman kamu, yah dia nya senang dong. Masih ada peluang buat balikan sama kamu. Kan kamu sendiri yang cerita, kalau kamu mau move on, dan nggak mau balikan lagi sama dia." 

" Iya trus aku jawab apa dong? Udah di read dia juga" 

" Sekarang aku tanya deh, kamu masih ada rasa apa enggak sama dia?" 

" Udah nggak, cuma aku nggak enak aja, tiba-tiba aku udah punya pacar. Iya sih, walaupun dia sering post foto sama cowok, cuma nggak enak aja aku tiba-tiba udah punya pacar" 

" Nggak enak, sama jaga perasaan dia, jauh beda loh Ken. Kalau kamu nggak enak, buat apa? Toh dia juga nggak mikirin perasaan kamu dengan post foto cowok. Nah, kenapa kamu harus nggak enak kalau keadaan nya gitu?. Ditambah lagi, kamu kan nggak mau balikan sama dia, jadi nggak usah di kasih pengharapan. Kalau mau ending, yaudah, harus di akhiri semua nya"-

-" sekarang aku tanya, kamu jaga perasaan dia atau nggak enakan sama dia?" 

" Gini loh Ya. Nggak enak aja, teman-teman dia tahu aku punya pacar duluan. Kemarin itu yang salah itu dia. Kalau aku punya pacar duluan, ntar teman-teman nya malah mikir aku yang selingkuh dan kesalahan berbalik ke aku. Bukan gimana-gimana, teman-teman dia itu teman-teman aku juga" 

" Yaudah kalau kamu emang mau jaga perasaan dia silahkan, jawab itu aja" Jawab Ayana yang sama sekali tidak di respon oleh Kenzio sampai akhirnya " Aku jawab kamu teman dekat aku. Ayah suka sama kamu, makanya Ayah kirim foto itu sama dia." 

" Yaudah nggak apa-apa, mana baik menurut kamu aja" Ujar Ayana yang membuat Kenzio mengelus ranbutnya pelan " Kamu benar benar ngeri Ya. Buat aku takut aja" 

" Ngeri? Maksudnya?" Tanya Ayana  tak mengerti 

" Yah ngeri aja. Dari awal kita ngobrol, sampai sekarang kamu benar-benar buktiin perkiraan aku selama ini benar, kalau kamu itu ngeri."

" Ngeri gimana sih?" Tanya Ayana lagi

" Dari awal kamu punya aura yang beda aja. Ngeri aku sama kamu." 

" Iya maksud nya gimana?" 

" Susah jelasin ngeri itu gimana. Intinya aku takut aja sama kamu" 

" Takut kenapa?" 

" Takut, aku bakalan jatuh cinta sama kamu" 


Hening, tak ada suara setelah itu. Membisu, hanya angin yang bersuara mondar mandir ditelinga dua insan itu. Tak ada yang berani berbicara. 

Mereka tak tahu, apa yang melanda mereka malam itu. Melewati waktu cukup lama di dalam mobil, dengan berbagi cerita, sesekali tertawa. Tapi ada sesuatu yang berbeda yang mereka rasakan, tapi mereka sama sekali tak tahu apa rasa yang berbeda itu. 

Dan waktu tetap berlanjut, tak berhenti. Keheningan membawa mereka ikut terlelap, mereka tertidur pulas dengan angin yang sepoi-sepoi menemani tidur dua remaja yang baru dekat kemaren malam. 

Terlelap mereka tak membuat mereka sadar, bahwa mereka saling menggenggam tangan. Bahu Kenzio kini tak sepi lagi, ada kepala mungil yang kini bersandar di bahu nya. Dengan genggaman tangan yang erat, mereka sama-sama memejam kan mata, kembali pada masa di dalam mimpi-mimpi. Entah apa yang mereka impikan malam itu. 

Tapi satu hal yang mereka tahu. Ada sebuah rasa baru masuk ke dalam hati mereka, dan sampai malam itu, mereka tak tak tahu, rasa baru apakah itu?




Bersambung.... 





Note: Selalu merindukanmu, Kenzio Daffa Argani




Komentar

Postingan populer dari blog ini

I'm Not a Twin ( Part 5 )

5. Muncul Kebahagiaan Langkah kaki ku berjalan dengan sangat cepat, Arya mengenggam tanganku dengan nafas yang tak karuan. " Ya kamu yakin pak Hakim nggak mencari kita?" Tanya ku yang mengikuti langkah kaki Arya " Iya, aku yakin. Ayo cepat Ra" Ucap Arya  Flashback Bel sekolah kembali berbunyi, pertanda pelajaran akan dimulai. Aku menatap Arya meminta penjelasan apa yang akan aku lakukan. " Kalau kita kabur sekarang, aku yakin Pak Hakim akan marah" ucap Arya yang ada didepan kelas " Lalu gimana? Sekarang udah jam sebelas Ya, satu jam lagi mereka pulang. Kita juga belum minta kepastian agar kepulangan mereka ditunda" " Tapi kamu tahu kan Pak Hakim gimana? Aku yakin dia akan nelfon Bunda karna aku bolos pelajaran nya" " Makanya aku saja yang bolos, dia juga nggak tahu bakalan nelfon siapa kalau aku bolos" " Nggak Ra, kasih aku waktu buat mikir sebentar" " Nggak bisa Ya, bentar lag...

I'm Not a Twin ( Part 2 )

2. Mimpi Pertama " Jangan!!"  Teriakku disaat mimpi buruk lagi-lagi datang menghampiriku. Tubuh ku mulai tak karuan, panas dingin yang ku rasakan. Tangan ku mulai gemetaran seperti mendapatkan goncangan yang sangat dahsyat. Dengan kecepatan yang penuh, tanganku segera meraih handphone yang ada di dekat lampu tidurku. " Ha-lo A-r-ya " ucapku sangat gugup " Kenapa Ra? Mimpi lagi?" terdengar suara Arya diujung handphone ku " Iy-a" jawabku masih gugup " Gimana? Kali ini siapa yang kamu lihat di mimpi kamu?" tanya Arya yang membuat ku menangis " Kenapa? Apa dia orang yang kamu kenal? Atau, orang yang dekat sama kamu?" tanya Arya lagi " Mama Ya, yang aku lihat di mimpi ku " ucapku kembali menangis Diam. Tak ada satu orang pun yang berbicara.  " Gimana kejadian nya? " tanya Arya " Setelah hari ulang tahun Kanya, mama berencana untuk pergi bersama Kanya kesalah satu b...

I'm Not a Twin ( Part 4 )

4. Kenyataan Berbeda " Nara? Kamu mau beli apa? Biar aku yang traktir" ucap Arya disaat kami melihat beberapa baju disalah satu toko di mall " Aku lagi nggak mau beli apapun, kamu aja yang pilih pakaian yang cocok untuk mu " " Ayo lah Ra, aku pengen banget beliin kamu sesuatu. " " Lihat, aku banyak uang" lanjutnya memperlihatkan beberapa uang ditangan nya " Kamu dapat uang dari mana?" tanya ku " Kamu nggak usah tahu,yang jelas kita beli pakaian untuk kamu. Oke?" " Jangan bilang, kamu nyuri uang Bunda?" tanya ku curiga " Dasar kamu ini, aku sama sekali nggak nyuri uang bunda, ini bun.." Arya terhenti dan melanjutkan " Ini uang jajan ku yang nggak kepakai, jadi kita gunain aja. Aku benar-benar nggak tahu mau aku apakan uang ini" ucapnya dengan meyakinkan " Kita beli pakaian untuk kamu ya? Ya Nara? " ucap Arya membujukku Dan Arya terlihat sangat girang bah...