4. Kenyataan Berbeda
" Nara? Kamu mau beli apa? Biar aku yang traktir" ucap Arya disaat kami melihat beberapa baju disalah satu toko di mall
" Aku lagi nggak mau beli apapun, kamu aja yang pilih pakaian yang cocok untuk mu "
" Ayo lah Ra, aku pengen banget beliin kamu sesuatu. "
" Lihat, aku banyak uang" lanjutnya memperlihatkan beberapa uang ditangan nya
" Kamu dapat uang dari mana?" tanya ku
" Kamu nggak usah tahu,yang jelas kita beli pakaian untuk kamu. Oke?"
" Jangan bilang, kamu nyuri uang Bunda?" tanya ku curiga
" Dasar kamu ini, aku sama sekali nggak nyuri uang bunda, ini bun.."
Arya terhenti dan melanjutkan
" Ini uang jajan ku yang nggak kepakai, jadi kita gunain aja. Aku benar-benar nggak tahu mau aku apakan uang ini" ucapnya dengan meyakinkan
" Kita beli pakaian untuk kamu ya? Ya Nara? " ucap Arya membujukku
Dan Arya terlihat sangat girang bahagia, disaat mendapatkan anggukan dari ku, pertanda aku ingin dibelikan baju olehnya.
**
ARYA POV
" Arya? Gimana dengan pesan bunda tadi?" tanya Bunda yang sedang menyantap makan malam
" Lancar bun, walaupun tadi Nara nggak mau nerima. Tapi, setelah Arya bujuk, dia akhirnya mau Bun"
" Baguslah kalau begitu sayang, bunda juga senang mendengarnya" ucap Bunda
" Semua uang nya habis yah Bun, Arya juga belikan dia sepatu. Kasihan sepatu nya juga udah lama" ucap ku
" Iya, lagian semua uang kan memang bunda kasih buat dia."
" Bun" panggilku " Arya boleh nanya sesuatu nggak?"
" Tanya apa sayang?"
" Bunda tahu alasan kenapa orang tua Nara seperti itu?" tanya ku
Sebenarnya pertanyaan ini sudah berulang kali ku tanya kan kepada Bunda, namun bunda masih belum mau menjawabnya.
" Bunda nggak mau bahas itu, Ya" jawab bunda seperti perkiraan ku
" Bun,sekali ini aja... bunda jawab. Kasihan sama Nara bun, dia pasti kesepian dirumah nya. Dan dia pasti membutuhkan sosok kasih sayang kedua orang tua nya. "
" Kasih tahu Arya ya bun?" bujukku
" Bunda nggak tau apa-apa nak," jawab bunda
" Lalu kenapa bunda selalu berbuat baik sama Nara? Selalu sayang sama Nara? Bahkan, bunda sangat peduli sama dia. Kenapa bun? "
" Semua yang bunda lakuin sama Nara, itu hanya karna bunda kasihan sama dia, itu aja. Bunda nggak mau bahas masalah ini lagi." Pinta bunda
" Tapi bun.." Ucapku terhenti disaat melihat wajah bunda yang mulai menunjukkan kemarahan nya
ARYA POV END
Malam ini adalah malam yang penuh harapan untukku. Aku sangat berharap bahwa malam ini adalah malam yang sama seperti malam sebelum nya, malam tanpa ada nya sebuah mimpi.
Setelah bekerja sampai larut malam, akhirnya aku pun merebahkan badan ku ke ranjang empuk dikamar.
Dengan mata yang ditutup perlahan,aku pun berusaha untuk menikmati setiap detik-detik sebelum ku tertidur, sampai akhirnya aku benar-benar tertidur.
**
Pagi ini aku berangkat lebih awal, aku segera menuju rumah Arya yang ada disebelah rumahku.
" Bun? Arya dimana?"
" Dia diatas sayang, bentar lagi juga bakalan kebawah"
" Iya Bunda" jawabku
" Kamu pasti belum sarapan kan? Ayo sarapan dulu" ucap Bunda yang sedang mencicipi secangkir teh panas
" Nggak usah Bunda, tuh Arya udah turun" ucapku melihat Arya yang berjalan ke arahku
" Bun, kami pergi dulu ya" ucap Arya dan melangkah meninggalkan rumah berwarna putih tersebut
**
" Ra, maaf telfon kamu nggak aku angkat tadi malam. Aku nggak tahu handphone aku bunyi. Kamu mimpi?" Tanya Arya yang berjalan menuju kelas
" Iya, aku panik banget. Aku masih belum menemukan jalan keluarnya"
" Maaf Ra, tadi aku juga nggak bisa bahas masalah ini didekat Bunda, pasti Bunda bakalan curiga. "
" Makanya aku tunggu waktu yang tepat buat nanyain masalah ini sama kamu" lanjut nya
" Iya nggak papa Ya, yang jelas sekarang kita harus cari jalan keluarnya."
" Gimana mimpinya? Kecelakaan lagi?" Tanya Arya
" Iya, yang kecelakaan itu anak TK di dekat SMA kita. Bus yang mereka tumpangi, mengalami kecelakaan dipersimpangan jalan" jelasku
" Anak TK? Kenapa bisa?" Tanya Arya
" Aku juga nggak ngerti Ya, kita harus batalin mimpi aku itu"
" Kamu tahu plat mobil yang kecelakaan dengan bus itu?"
" Mereka nggak nabrak mobil"
" Trus?"
" Kecelakaan itu terjadi, karna ban bus mereka itu pecah, dan supirnya nggak bisa mengendalikan nya . "
" Kecelakaan nya parah?"
" Sepertinya, karna aku melihat bus mereka berguling dan mengenai mobil disamping nya"
" Jadi bakalan ada kecelakaan besar di persimpangan itu?"
" Iya" jawabku dan meneruskan " Trus kita harus gimana? Kasihan, mereka semua masih kecil. Kamu tahu kan, didalam bus itu terdapat banyak anak TK" ucapku
" Iya, kejadian nya jam berapa?"
" Jam dua belas. Saat bus itu akan mengantarkan seluruh siswa di TK kerumah masing-masing"
" Kalau begitu, gimana kalau kita tunda kepulangan mereka?" Ucap Arya
" Aku udah mikirin hal itu juga Ya, tapi bakalan nggak mungkin. Mana bisa kita menunda kepulangan anak seumur mereka. Pasti banyak yang nggak mengizinkan nya, guru mereka. Bahkan pasti ada orang tua nya yang mengeluh jika anak mereka pulang terlambat"
" Trus gimana? Nggak mungkin kita mengganti-" ucap Arya terhenti
" Oh iya, kita ganti aja ban bus yang akan mengantarkan mereka semua. Bagaimana?"
" Bus yang akan mengantarkan mereka, bukan hanya satu Arya, dan mana mungkin kita bisa ganti ban bus yang belum kita ketahui yang mana akan mengalami kecelakaan"
" Oh iya, aku lupa. Tapi setidaknya kita mencoba Nara!" Ucap Arya bersemangat
" Mencoba? kita akan mengganti ban mereka yang belum kita ketahui mana ban yang akan pecah? " ucapku
" Dan ditambah lagi kita akan memeriksa semua ban di bus sekolah mereka? Apa menurut kamu, itu nggak kan bukan bunag waktu?" Tambah ku menatap Arya penuh keyakinan
" Satu-satu nya cara, yaitu dengan kita menunda kepulangan anak TK itu. Aku tahu cara nya. Tapi.. nggak apa apa, kalau kamu bolos hari ini?" Tanya Arya
" Ya ampun, kenapa harus di jam sekolah mimpi aku terjadi? Trus gimana sama pelajaran ? Pelajaran siang nantik adalah pelajaran Pak Hakim, dia pasti akan marah jika kita bolos"
" Ya mau gimana lagi, kita harus bolos" ucap Arya tersenyum
" Kalau begitu, aku aja yang bolos. Kamu harus tetap belajar. Sekarang, cukup kamu bilang gimana rencana nya, dan aku yang akan melakukan nya"
" Nggak, jangan harap aku akan ngelakuin hal itu. Sekarang kamu ikuti saja perintah-" Ucapan Arya terhenti disaat Aldo si pembuat masalah datang kedalam kelas ku.
" Teman-teman, gue punya berita baru" ucapnya didepan kelas
" Berita apa?" Tanya salah satu teman kelasku
" Ada murid baru!!" Ucap nya bersemangat
" Lalu kenapa? Bukan kah hal yang wajar ada murid baru dikelas kita?" Tanya Arya yang diiringi dengan kedatangan Kanya dikelas
" Apaan sih Do? Gue baru masuk loh udah buat keributan" ucap Kanya yang melihat Aldo ada didepan kelas
" Lo punya saingan Kanya" ucap Aldo menatap Kanya tajam
" Saingan?" Tanya Kanya
" Iya, ada murid baru disekolah ini"
" Lalu kenapa Aldo bin surado? Dia lebih cantik daripada gue?" Tanya Kanya menghempaskan tas nya
" Iya dia cantik, dan yang hot nya lagi, mereka kembar!!" Teriak Aldo yang membuat semua orang menatap ku dan Kanya
" Lo yakin mereka kembar? Nantik malah ada, mereka kembar tapi seolah tak kembar, seperti yang ada dikelas kita" ucap Ninda teman kelas ku yang sangat tak menyukai ku dan Kanya
" Mereka beneran kembar. Cuma mereka bukan kembar adentik" ucap Aldo yang diiringi dengan pecahnya tawa dikelasku
" Identik Aldo sayang" ucap Ranti sigadis lucu dikelasku
" Iya, itu maksud gue. Dan yang gue tahu yang satu nya cewek dan satunya lagi cowok." Ucap Aldo dan melanjutkan
" Dan hebatnya, yang cowok sekelas sama kita!!" Ucap Aldo yang diakhiri dengan datang nya Buk Asri ke kelasku
" Anak-anak duduk" ucap Buk Asri yang tak dihiraukan oleh semua yang ada dikelas
Semua mata tertuju kepada lelaki tampan yang ada disamping Buk Asri.
" Kita memiliki teman baru, kalian duduk atau ibuk suruh kalian keluar?" Ucap Buk Asri yang mendapatkan anggukan dari seluruh siswanya
" Perkenalkan nama saya Nanda Erlangga Suryo" Ucap lelaki itu dan tersenyum
" Lo pindahan dari mana? Kenapa pindah? Lo diusir dari sekolah lama lo? Lo juga punya kembaran ya??" Tanya Aldo yang membuat semua orang menatapnya
" Woi do, lo nanya atau apaan sih? Banyak banget?" Tanya Arya
" Saya pindahan dari Bandung, saya pindah karna orang tua saya ada tugas di Jakarta. Dan saya memang benar memiliki kembaran"
" Nama kembaran lo siapa? Ninda?Nindu ?atau-"
" Aldo!!" Teriakkan Buk Asri membuat bibir Aldo merapat sangat rapi
" Kamu duduk dibelakang Arya ya, kamu bisa minta bantuan pelajaran sama Arya ataupun sama Kanya, mereka sama-sama juara kelas. Itu Kanya" ucap Buk Asri menunjuk Kanya yang ada dibangku depan
**
Pukul menunjukkan jam sepuluh, pelajaran bahasa inggris masih belum berakhir. Aku sangat tak bersemangat belajar hari ini, karna aku masih kepikiran dengan mimpiku.
Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya bel pun berbunyi pertanda jam istirahat telah datang.
Aku dan Arya segera meninggalkan kelas dan mencari cara agar bisa menunda waktu kepulangan anak TK tersebut.
" Ya? Kamu ngapain bawa gitar? " Tanya ku
" Gitar adalah jiwaku Kinara Olivia" Jawab Arya tersenyum
" Bukan sekarang waktu untuk becanda Arya" keluh ku
" Kanya?" Ucap lelaki yang datang menghampiriku
" Ka-nya?" Tanya ku memastikan
" Lo Kanya sang juara kelas yang dibilang sama buk Asri tadi? " Ucap siswa baru yang bernama Nanda tersebut
Baru kali ini ada orang yang memanggilku dengan panggilan Kanya.
" Lo Arya?" Tanya nya melihat Arya yang ada disebelahku
" Gue bukan Kanya" jawabku
" Tapi tadi Buk-"
" Mereka kembar, sama kayak lo. Dia Kinara, dan Kanya adalah kembaran nya" Ucap Arya yang membuat ku terdiam
Hanya Arya lah yang menganggap ku sebagai kembaran nya Kanya.
" Oh jadi kalian kembar. Maaf, gue nggak tahu"
" Nggak papa kok, gue sama Arya duluan ya. Ada keperluan. Maaf " ucap ku dan beralih meninggalkan lelaki itu.
**
Disaat aku dan Arya berada ditaman sekolah.
" Kenapa kamu harus bilang sama siswa baru tadi kalau aku kembaran nya Kanya?" Tanya ku kepada Arya
" Emang nya kenapa Ra? Kalian kan emang kembar. Apa aku salah?"
" Cuma kamu yang menganggap aku dan Kanya kembar. Tidak dengan yang lain. "
" Trus gimana ? Cowok tadi aja sempat salah, dia mengira kamu Kanya. Secara tidak langsung, dia mengatakan bahwa kamu sangat mirip dengan Kanya"
" Iya! Aku tahu!! Tapi nggak usah dijelaskan!! Aku nggak mau aku saja yang menganggap Kanya kembaranku, bagaimana dengan Kanya? Dia sama sekali nggak menganggapku kembaran nya?" Tanya ku dengan nada suara yang cukup tinggi
" Nara? Kamu kenapa? Kenapa tiba-tiba begini? " Tanya Arya menggenggam tanganku
" Aku hanya merasa terluka, karna hanya kamu yang bilang aku dan Kanya adalah saudara kembar. Seisi kelas bahkan lupa bahwa aku adalah kembaran Kanya" ucapku yang tanpa sadar meneteskan air mata
" Ra? Kamu kenapa? Kamu nggak harus sedih kayak gini , nggak peduli apa yang orang lain katakan, kamu dan Kanya tetap saudara kembar. Dan nggak ada yang bisa membatah hal itu. Kamu mengerti?" Ucap Arya
Awalnya aku hanya terdiam, lalu aku membalas ucapan Arya dengan sebuah anggukan.
Walaupun sangat sulit menerima semua ucapan Arya, namun aku tetap harus menerima kenyataan. Bahwa aku, masih menjadi kembaran Kanya sampai saat ini. Walaupun hanya Arya yang mengakui nya.
TBC
Komentar
Posting Komentar