5. Muncul Kebahagiaan
Langkah kaki ku berjalan dengan sangat cepat, Arya mengenggam tanganku dengan nafas yang tak karuan.
" Ya kamu yakin pak Hakim nggak mencari kita?" Tanya ku yang mengikuti langkah kaki Arya
" Iya, aku yakin. Ayo cepat Ra" Ucap Arya
Flashback
Bel sekolah kembali berbunyi, pertanda pelajaran akan dimulai. Aku menatap Arya meminta penjelasan apa yang akan aku lakukan.
" Kalau kita kabur sekarang, aku yakin Pak Hakim akan marah" ucap Arya yang ada didepan kelas
" Lalu gimana? Sekarang udah jam sebelas Ya, satu jam lagi mereka pulang. Kita juga belum minta kepastian agar kepulangan mereka ditunda"
" Tapi kamu tahu kan Pak Hakim gimana? Aku yakin dia akan nelfon Bunda karna aku bolos pelajaran nya"
" Makanya aku saja yang bolos, dia juga nggak tahu bakalan nelfon siapa kalau aku bolos"
" Nggak Ra, kasih aku waktu buat mikir sebentar"
" Nggak bisa Ya, bentar lagi pak Hakim masuk kelas" Ucap ku gelisah
" Tuh dia" Mata ku menatap sosok Pak Hakim yang berjalan cepat
" Kita masuk saja dulu, aku tahu caranya" Ucap Arya yang menarik tangan ku memasuki kelas
Disaat Pak Hakim menerangkan pelajaran matematika didepan, Arya juga menerangkan cara agar kami bisa keluar dari kelas ini.
" Pak" Ucap Arya setelah rencana disusun
" Apa?" Pak Hakim membalikkan badan nya yang sedang menulis dipapan tulis
" Kinara sakit pak, saya antar ke UKS ya pak?" Tanya Arya
" Benar kamu sakit Kinara?" Tanya Pak Hakim kepadaku
" Iya pak, perut saya sakit pak" ucapku
" Lo pasti datang matahari kan Nar?" Ucap Aldo dengan suara yang keras
" Aldo!!" Teriak Pak Hakim
" Yasudah, kamu istirahat di UKS saja" ucap Pak Hakim
Disaat kaki ku dan Arya melangkah perlahan.
" Bukan kah lebih baik wanita yang menemani mu ke UKS Nara?" Tanya Pak Hakim yang menghentikan langkah ku
" Pak Hakim benar, ngapain lo yang nganterin Kinara, Arya ? Emang lo nggak takut kena apes karna Nara lagi sensitif?" Ucap Aldo lagi
" Mereka dua sejoli yang nggak bisa dipisahkan pak" ucap Ninda
" Saya sama Arya aja ya pak?" Pinta ku dengan suara yang pelan
" Yasudah" Jawab Pak Hakim dan melanjutkan " Kamu jangan lama-lama disana loh Arya"
" Iya pak"
Flasback end
Saat langkah ku sampai di depan ruangan kepala sekolah di TK tersebut. Aku perlahan membuka pintu berwarna cokhlat itu.
" Permisi pak" Ucapku
" Kalian siapa?" Tanya Kepala Sekolah
" Saya Kinara Pak, dari SMA Tunas Bangsa, dan ini teman saya Arya pak" Ucapku pelan
" Ada keperluan apa kalian kesini?" Tanya Kepala Sekolah yang bernama Pak Trianto
Aku dapat mengetahui nama nya, dari papan nama yang terpajang.
" Kami ingin meminta waktu sebelum pulang sekolah adik-adik disini Pak" Jawab Arya
" Untuk apa?" Tanya Pak Trianto lagi
" Kami ada tugas untuk mendekati dan memberikan semacam penyuluhan, tapi versi anak kecil nya pak, kepada adik-adik di TK ini agar mereka membiasakan hidup dengan mengkonsumsi sayur pak" ucap Arya
Sungguh, rencana kali ini diluar ekspetasi ku.
" Penyuluhan memakan sayur?" Tanya Pak Trianto
" Iya pak, dan nantik kami akan menghibur mereka Pak"
" Apakah harus hari ini?" Tanya Pak Trianto lagi
" Iya pak" Jawabku
" Kenapa tak bilang jauh-jauh hari? Sangat sulit untuk hari ini. Karna susah mengumpulkan murid sebelum pulang sekolah. " ucap Pak Trianto dan melanjutkan
" Dan jika kita mengambil waktu mereka, pasti banyak orang tua yang akan mengeluh keterlambatan kepulangan mereka" Jawab Pak Trianto sesuai dengan perkiraanku
" Pak, saya minta tolong sekali ini saja Pak. Jika bukan hari ini, saya pasti akan kena masalah Pak" Ucap Arya
" Maaf, tapi saya tak bisa membantu"
" Pak? Saya benar-benar butuh pertolongan Bapak, hanya ini yang bisa saya lakukan untuk membantu-" ucapku
" Saya punya surat rekomendasi dari OSIS untuk melakukan kegiatan ini Pak" Ucap Arya yang membuat ucapan ku terhenti
" Surat?" Tanya Pak Trianto memastikan
" Iya Pak, ini surat nya. Saya benar-benar minta tolong Pak. Hanya sebentar saja Pak" Ucap Arya memberikan secarik surat
Surat? Surat tak pernah ada didalam rencana ku dan Arya.
" Baiklah. Pelajaran mereka akan berakhir jam dua belas kurang dua puluh menit. " Ucap Pak Trianto
" Mereka naik bus jam berapa Pak?" Tanya ku
" Membutuhkan waktu sekitar sepuluh menit mengatur mereka untuk masuk kedalam bus, jadi bisa dikatakan mereka meninggalkan sekolah pukul sebelas lewat lima puluh menit"
Ucapan Pak Trianto membuat otak ku berpikir. Butuh waktu sepuluh menit agar bus sampai di persimpangan jalan itu.
" Kami meminta waktu mereka sampai jam dua belas siang Pak, bagaimana? Bisa pak?" Tanyaku
" Jadi mereka akan pulang jam dua belas lewat sepuluh?" Tanya Pak Trianto
" Iya pak, kami janji akan cepat menyelesaikan nya Pak" Ucap Arya
" Baiklah, saya pergi dulu untuk memerintahkan guru mereka agar mengumpulkan seluruh siswa disatu ruangan" Ucap Pak Trianto beralih meninggalkan kami
" Akhirnya rencana kita berjalan dengan baik Ra" Ucap Arya mengelus rambutku
" Baik apa nya, kamu menggunakan surat palsu OSIS untuk melancarkan rencana kita!"
" Aku sudah tahu ini bakalan terjadi Ra, makanya aku mempersiapkan surat itu disaat kita istirahat tadi"
" Itu surat palsu Ya, kamu akan kena masalah dengan OSIS. Kamu sudah menjual nama OSIS untuk rencana kita. Tanda tangan? Itu tanda tangan palsu!!" Ucapku
" Aku tahu, stempel tanda tangan Kepala Sekolah dan Kanya tanpa sepengetahuan mereka. Tapi cuma ini jalan keluar nya Ra"
Ucapan Arya terhenti dengan terdengarnya suara hentakan sepatu seseorang memasuki ruangan Kepala Sekolah.
" Kalian yang akan memberikan penyuluhan itu?" Tanya guru perempuan yang menghampiri kami
" Iya Buk" jawab Arya
" Silahkan ikut saya" ucap guru tersebut dan mendapatkan anggukan dari aku dan Arya
**
Semua mata tertuju pada ku dan Arya. Mata kecil yang bersih kini menatapku, mereka terlihat sangat bahagia dengan ada nya Arya didepan mereka.
Aku sangat bahagia karna bisa melihat mimpiku, aku bisa menyelamatkan mereka. Menyelamatkan penyemangat bagi setiap orang tua mereka.
Jika aku tak bisa melihat mimpi itu, aku tak tahu berapa banyak air mata yang mengalir dari setiap orang tua mereka. Namun kini aku bisa bersama mereka, dan membuat mereka tetap bisa menikmati betapa indahnya kehidupan ini.
Penyuluhan yang dilakukan oleh Arya berjalan dengan baik. Penyuluhan untuk memakan sayur. Penyuluhan yang tak pernah terbayangkan olehku.
Seorang Arya yang tak pernah ingin memakan yang nama nya sayur, kini harus memberikan materi tentang memakan sayur. Seolah-olah dia menjadi vegetarian yang sangat menyukai sayur.
Namun hal itu tak menjadi halangan bagi Arya, Arya adalah wakil Ketua OSIS. Jadi memberikan penyuluhan merupakan hal kecil yang bisa ia lakukan. Walaupun penyuluhan tentang sesuatu yang belum pernah ia lakukan.
Kini penyuluhan berakhir, untuk mengakhiri penampilan Arya, kini Arya mengambil gitar yang menjadi jiwa nya tersebut.
Arya memetik sinar gitar dan mulai menyanyikan lagu anak-anak. Semua ikut bernyanyi dengan nya. Mereka menyanyikan lagu balonku, dan pelangi-pelangi.
Seakan aku kembali kemasa kecilku. Tertawa tanpa ada nya beban. Tanpa ada yang harus dipikirkan.
Arya bernyanyi dengan sangat indah, walaupun lagu yang dinyanyikan nya adalah lagu anak kecil. Namun dia tetap terlihat menawan dengan gitar yang dipegangnya.
Gitar itu bukan hanya sekedar jiwa untuk Arya. Namun gitar itu juga menjadi penyelamatku hari ini.
Setelah penampilan Arya selesai, semua murid TK dipulangkan dengan Bus tersebut. Tapi aku tahu, bahwa ada ban bus yang tak layak dipakai lagi.
Walaupun aku bisa mengundur waktu terjadinya kecelakaan tersebut. Namun aku yakin, kejadian itu pasti akan terjadi jika ban yang pecah itu tak segera diganti.
Dengan langkah yang sangat ragu, aku menghampiri Kepala Sekolah TK tersebut dan mengatakan bahwa aku melihat salah satu ban bus yang akan menumpangi para murid sudah tak layak dipakai.
Dan aku berpikir, bahwa ban itu akan pecah jika tidak diganti. Akhirnya Kepala Sekolah itu menerima apa yang aku katakan.
Sebelum para murid TK tersebut pulang, Kepala Sekolah memerintahkan supir untuk melihat ban mereka masing-masing.
Dan benar! Ada ban yang tak layak dipakai lagi. Dan bus tersebut tak dapat beroperasi hari ini.
Semua keinginan ku hari ini berjalan dengan baik. Dan aku benar-benar merasakan sebuah kebahagiaan hari ini.
**
" Ya, kamu yakin akan masuk?" Tanya ku disaat aku dan Arya sampai disekolah
" Iya, aku tahu Pak Hakim bakalan marah sama aku. Tapi aku bisa kok mengatasinya, kamu tenang aja" Ucap Arya
" Kamu di UKS aja, nantik aku bakalan nyusul kamu jika kalau semua kelas udah selesai" Ucap Arya dan meninggalkan ku
Langkah kaki Arya terlihat sangat cepat, aku tahu Arya pasti ketakutan untuk masuk kedalam kelas. Karna dia akan menjadi santapan makan siang bagi Pak Hakim. Namun Arya tetap berjalan cepat, menghadapi apapun yang terjadi.
TBC
Komentar
Posting Komentar